Museum Zoologi

05.02 1 Comments A+ a-

Museum Zoologi Bogor berawal dari gagasan Dr. Jacob Christiaan Koningsberger, seorang ahlibotani berkebangsaan Belanda. Museum ini dirintis sejak tahun 1894 sebagai laboratorium penelitian fauna. Gedung tempat museum ini berada mulai digunakan sejak tahun 1901. Saat ini Museum Zoologi Bogor berada di bawah naungan Pusat Penelitian Biologi LIPI, dan hanya menampilkan sebagian kecil dari jutaan spesimen milik Divisi Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Koleksi Museum Zoologi Bogor adalah spesimen fauna endemik Indonesia yang diawetkan, sehingga pengunjung dapat “berinteraksi” dengan berbagai jenis binatang tanpa ada resiko terluka. Jumlah spesimen yang dipamerkan di museum ini meliputi tidak kurang dari 2.000 jenis binatang yang disajikan dalam sekitar 75 kotak dan 60 vitrin. Selain spesimen yang diawetkan, museum juga memamerkan tiruan fauna besar, kerangka, dan kepala fauna yang sering jadi obyek olahraga berburu. Fauna yang dipamerkan terdiri dari jenis burung, mamalia, ikan, reptil, dan serangga.

Salah satu display mengenai bangsa burung yang menarik adalah burung Kuau (Argusianus argus). Burung ini dikenal juga sebagai burung Kuau Raja, atau di beberapa daerah disebut juga sebagai burung Phoenix. Burung ini ditemukan di Sumatra dan Kalimantan, dan pejantannya terkenal dengan ekornya yang panjang. Walaupun bulu ekornya tidak berwarna seperti burung merak atau cendrawasih, namun motifnya sangat unik dan indah, dan karena keindahannya itulah dijadikan maskot propinsi Sumatra Barat. Peragaan di museum menampilkan burung Kuau sedang mengembangkan ekornya yang panjang membentuk kipas besar, membuat burung ini terlihat sangat gagah dan anggun.

Peragaan lain yang juga menarik perhatian adalah awetan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Badak yang dipajang di museum ini adalah badak terakhir yang ditemukan di daerah Priangan.Tahun 1914, diketahui bahwa di daerah Tasikmalaya masih terdapat seekor badak jantan tua, dan badak ini tidak dapat lagi menggabungkan diri dengan teman-temannya di Cagar Alam Ujungkulon. Oleh karena itu, pengelola Museum Zoologi memutuskan untuk memburu badak ini untuk dijadikan koleksi museum, sebelum jatuh ke tangan pemburu gelap dan merugikan dunia ilmu pengetahuan. Maka pada tahun 1934 petugas museum berhasil menewaskan badak seberat 2280 kg ini dengan sebutir peluru Mauser kaliber 9,3.

Di bagian belakang museum terdapat koleksi primadona museum ini, yaitu kerangka paus biru (Balanoptera musculus LINNAEUS), mamalia terbesar yang hidup di dunia saat ini. Kerangka ini berasal dari paus biru yang mati terdampar di pantai Pameungpeuk pada bulan Desember 1916. Paus biru ini panjangnya mencapai 27,25 meter, dengan berat total 119.000 kg. Kerangkanya saja beratnya mencapai 64000 kg. Proses pemindahan dari Pameungpeuk ke Museum Zoologi Bogor memakan waktu 44 hari. Saking besarnya, saya mengalami kesulitan saat berusaha mengambil foto kerangka paus ini secara keseluruhan.

Melangkahkan kaki keluar museum untuk meneruskan penjelajahan saya di Kebun Raya Bogor, saya seperti diingatkan kembali, Indonesia memiliki alam yang sangat kaya, termasuk di antaranya keanekaragaman fauna. Museum Zoologi Bogor ini adalah salah satu sarana untuk mengingatkan kita bahwa fauna Indonesia yang beranekaragam ini harus dijaga dan dilestarikan, jangan sampai mereka punah dan hilang dari muka bumi Indonesia.

1 comments:

Write comments
Siska qravity
AUTHOR
14 Oktober 2018 pukul 09.41 delete

infonya sangat menarik sekali makasih infonya

Harga Saham Mayora

Reply
avatar